Makalah KMB 1
Asuhan
Keperawatan Pada Penyakit Asma Bronkial
Disusun oleh
Arif priadi
13111784
Prodi DIII Keperawatan
STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang
TA : 2015/201
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah Swt. Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan
kekuatan, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.Shalawat dan Salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad Saw, Keluarga,
Sahabat dan orang-orang yang selalu istiqamah didalam agama Islam.
Rasa syukur penulis yang
sedalam-dalamnya kepada Allah Swt yang telah memberikan karunia kepada
penulis sehingga tersusunlah makalah ini dengan judul ” Asuhan Keperawatan Asma Bronkial ”
Akhirnya, penulis menginsafi
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, tanggapan dan
teguran dari dosen Mata Kuliah Medical
Bedah khususnya dan para pembaca umumnya sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Atas
teguran dan kritiknya yang bersifat konstruktif terlebih dahulu kami ucapkan
terima kasih.
Padang, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................1
DAFTAR
ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
…………………………………………………………….........................4
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………….............................5
C. Tujuan
Penulisan…………………………………………………………….....................5
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT.....................................................................................6
1.
Defenisi..........................................................................................................................6
2.
Etiologi...........................................................................................................................7
3.
Manifestasi Klinis..........................................................................................................7
4.
Anatomi & Fisiologi.......................................................................................................8
5.
Klasifikasi.....................................................................................................................12
6.
Patofisiologi.................................................................................................................12
7.
WOC.............................................................................................................................13
8.
Penalataksanaan............................................................................................................14
9.
Komplikasi...................................................................................................................15
B.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajiaan..................................................................................................................15
2.
Pemeriksaan
Fisik........................................................................................................16
3.
Diagnosa.......................................................................................................................17
4. Intervensi......................................................................................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….......................31
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pernafasan merupakan suatu
sistem yang penting bagi kehidupan manusia, maka sistem pernafasan harus di
jaga dari patogen – patogen yang dapat mempengaruhi pernafasan manusia seperti
penyakit asma bronkial.Asma merupakan penyakit radang kronis umum dari saluran
udara yang ditandai dengan gejala variabel dan berulang, obstruksi aliran udara
berlangsung secara reversibel, dan bronkospasme.
Dari tahun ke tahun prevalensi
penderita asma semakin meningkat. Di Indonesia, penelitian pada anak sekolah
usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on
Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih
2,1%, dan meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%.
Kenaikan prevalensi di Inggris dan di Australia mencapai 20-30%. National
Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa asma diderita oleh 20 juta
penduduk amerika.
Asma terbukti menurunkan kualitas
hidup penderitanya. Dalam salah satu laporan di Journal of Allergy and Clinical
Immunology tahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus yang diteliti, 44-51%
mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3% penderita mengaku
terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang mengaku
mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas
sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%,
dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12
bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Selain itu,
total biaya pengobatan untuk asma di USA sekitar 10 milyar dollar per tahun
dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan perawatan di rumah sakit.
Oleh karena itu, terapi efektif
untuk penderita asma berat sangat dibutuhkan. Dalam bab selanjutnya akan
dibahas mengenai tentang Asma dan pemberian Asuhan Keperawatan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi dari
system pernafasan?
2. Apa Definisi dari Asma Bronkial?
3. Apa etiologi dari Asma Bronkial ?
4. Apa ptofisiologis dari Asma
Bronkial?
5. Apa manifestasi klinis dari Asma
Bronkial?
6. Bagaimana klasifikasi dari Asma
Bronkial?
7. Bagaiamana pathway dari Asma
Bronkial?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari
Asma Bronkial?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan Asma
Bronkial?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi
fisiologi dari system pernafasan
2. Untuk mengetahui definisi dari
Asma bronkial
3. Untuk mengetahui etiologi dari
asma bronkial
4. Untuk mengetahui patofisiologis
dari Asma bronkial
5. Untuk mengetahui manifestasi
klinis dari Asma bronkial
6. Untuk mengetahui klasifikasi Asma
bronkial
7. Untuk mengetahui pathway dari
Asma bronkial
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan
dari Asma bronkial
9. Untuk
mengetahui Asma bronkial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
Penyakit
1. Definisi
Asma
adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu
Asma
Bronchial adalah penyakit saluran nafas yang dapat pulih yang terjadi karena
spasme bronkus disebabkan oleh berbagai sebab misalnya allergen, infeksi dan
latihan.Asma Bronkial adalah inflamasi dari plasma akut dari otot halus pada
bronkus dan bronkiolus dengan peningkatan produksi dan pelengketan mukus. Asma Bronkial adalah suatu penyakit
dengan ciri meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan
derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil
pengobatan .Asma
Bronkial adalah suatu penyakit yang dikarakteristikkan oleh konstriksi yang
dapat pulih dari otot halus bronkial, hipersekresi mukosa, dan inflamasi mukosa
serta edema.
Faktor
pencetus termasuk alergen, masalah emosi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia,
dan infeksi.Asma Bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermitten,
reversibel dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu yang dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang
mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi.Asma Bronkial adalah penyakit kronik
sistem pernafasan dengan ciri serangan berulang kesulitan dalam bernafas,
wheezing, dan batuk.Selama serangan saluran bronkus kejang, menjadi lebih
sempit dan kurang mampu untuk menggerakkanudara ke paru-paru.
Bermacam-macam benda yang dapat mengakibatkan
alergi seperti bulu binatang, debu, polusi atau makanan tertentu dapat memicu
serangan..Asma Bronkial adalah penyakit kronis dengan serangan nafas pendek,
wheezing dan batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang bengkak di dalam
bronkus (jalan nafas dalam paru-paru).Hal ini terutama disebabkan oleh alergi
atau infeksi saluran pernafasan.Kedua asap rokok dapat mengakibatkan asma pada
anak. Asma Bronkial adalah gangguan pernafasan ditandai dengan serangan
berulang kesulitan bernafas terutama saat menghembuskan nafas oleh karena
peningkatan ketahanan aliran udara melalui pernafasan bronkeolus..Asma Bronkial
adalah penyakit kronis system pernafasan di tandai dengan serangan berkala dari
wheezing, nafas pendek dan rasa sesak di dada.
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Asma Bronchial adalah
penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus yang bersifat
reversibel dan disebabkan oleh berbagai penyebab seperti alergen, infeksi dan
latihan.
2. Etiologi
Faktor-faktor
penyebab dan pemicu asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu
binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain. Beberapa makanan
penyebab alergi makanan seperti susu sapi, ikan laut, buah-buahan, kacang juga
dianggap berperanan penyebab asma. Polusi lingkungan berupa peningkatan
penetrasi ozone, sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksid (NOX), partikel buangan
diesel, partikel asal polusi (PM10) dihasilkan oleh industri dan kendaraan
bermotor.
Makanan
produk industri dengan pewarna buatan (misalnya tartazine), pengawet
(metabisulfit), dan vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu asma.
Kondisi lain yang dapat memicu timbulnya asma adalah aktifitas, penyakit
infeksi, emosi atau stres.
3. Manifestasi Klinis
a) Tanda
Sebelum
muncul suatu episode serangan asma pada penderita, biasanya akan ditemukan
tanda-tanda awal datangnya asma. Tanda-tanda awal datangnya asma memiliki
sifat-sifat sebagai berikut, yaitu sifatnya unik untuk setiap individu, pada
individu yang sama, tanda-tanda peringatan awal bisa sama, hampir sama, atau
sama sekali berbeda pada setiap episode serangan dan tanda peringatan awal yang
paling bisa diandalkan adalah penurunan dari angka prestasi penggunaan “Preak
Flow Meter”.
Beberapa
contoh tanda peringatan awal adalah perubahan dalam pola pernapasan,
bersin-bersin, perubahan suasana hati (moodiness), hidung mampat, batuk,
gatal-gatal pada tenggorokan, merasa capai, lingkaran hitam dibawah mata, susah
tidur, turunnya toleransi tubuh terhadap kegiatan olahraga dan kecenderungan
penurunan prestasi dalam penggunaan Preak Flow Meter.
b) Gejala
1. Gejala Asma Umum
Perubahan
saluran napas yang terjadi pada asma menyebabkan dibutuhkannya usaha yang jauh
lebih keras untuk memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru.Hal tersebut
dapat memunculkan gejala berupa sesak napas/sulit bernapas, sesak dada,
mengi/napas berbunyi (wheezing) dan batuk (lebih sering terjadi pada anak
daripada orang dewasa). Tidak semua orang akan mengalami gejala-gelaja
tersebut.
Beberapa
orang dapat mengalaminya dari waktu ke waktu, dan beberapa orang
lainya selalu mengalaminya sepanjang
hidupnya. Gelaja asma seringkali memburuk pada malam hari atau setelah
mengalami kontak dengan pemicu asma.
Selain
itu, angka performa penggunaan Preak Flow Meter menunjukkan rating yang
termasuk “hati-hati” atau “bahaya” (biasanya antara 50% sampai 80% dari
penunjuk performa terbaik individu) .
2. Gejala Asma Berat
Gejala asma berat adalah sebagai berikut yaitu
serangan batuk yang hebat, napas berat “ngik-ngik”, tersengal-sengal, sesak
dada, susah bicara dan berkonsentrasi, jalan sedikit menyebabkan napas
tersengal-sengal, napas menjadi dangkal dan cepat atau lambat dibanding
biasanya, pundak membungkuk, lubang hidung mengembang dengan setiap tarikan
napas, daerah leher dan di antara atau di bawah tulang rusuk melesak ke dalam,
bersama tarikan napas, bayangan abu-abu atau membiru pada kulit, bermula dari
daerah sekitar mulut (sianosis), serta angka performa penggunaan Preak Flow
Meter dalam wilayah be rbahaya (biasanya di bawah50% dari performa terbaik
individu).
4. Anatomi fisiologi dari Sistem
Pernafasan
Sistem
pernafasan terdiri dari komponen berupa saluran pernafasan yang dimulai dari
hidung, pharing, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus.Saluran
pernafasan bagian atas dimulai dari hidung sampai trakea dan bagian bawah dari
bronkus sampai alveolus.
Fungsi
utama sistem pernafasan adalah menyediakan oksigen untuk metabolisme jaringan
tubuh dan mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa metabolisme jaringan.
Sedangkan fungsi tambahan sistem pernafasan adalah mempertahankan keseimbangan
asam basa dalam tubuh, menghasilkan suara, memfasilitasi rasa kecap, mempertahankan
kadar cairan dalam tubuh serta mempertahankan keseimbangan panas tubuh.
Ø
Tercapainya
fungsi utama pernafasan didasarkan pada empat proses yaitu:
·
ventilasi
(keluar masuknya udara pernafasan),
·
difusi
(pertukaran gas di paru-paru),
·
transportasi
(pengangkutan gas melalui sirkulasi) dan
·
perfusi
(pertukaran gas di jaringan).
Adapun
kondisi yang mendukung dari proses pernafasan adalah tekanan oksigen atau udara
atmosfer harus cukup, kondisi jalan nafas dalam keadaan normal, kondisi otot
pernafasan dan tulang iga harus baik, ekspansi dan rekoil paru, fungsi
sirkulasi (jantung), kondisi pusat pernafasan dan hemoglobin sebagai pengikat
oksigen.
Ø Berikut ini dijelaskan lebih rinci
mengenai anatomi dan fisiologi dari organ-organ pernafasan
1Hidung
Merupakan
saluran pernafasan teratas. Ditempat ini udara pernafasan mengalami proses
yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan dan pelembaban (humidifikasi).
Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri
dari epitel thoraks bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Bagian belakang
hidung berhubungan dengan pharing disebut nasopharing.
2. Pharing
2. Pharing
Berada
di belakang mulut dan rongga nasal.Dibagi dalam tiga bagian yaitu nasopharing,
oropharing, dan laringopharing.Pharing merupakan saluran penghubung antara
saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Bila makanan masuk melalui
oropharing, epiglotis akan menutup secara otomatis sehingga aspirasi tidak
terjadi.
3. Laring,
Berada
di atas trakea di bawah pharing. Sering kali disebut sebagai kotak suara karena
udara yang melewati daerah itu akan membentuk bunyi. Laring ditunjang oleh
tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan tiroid
(Adam Apple) yang khas pada pria, namun kurang jelas pada wanita.Di bawahnya terdapat
tulang rawan krikoid yang berhubungan dengantrakea.
4.
Trakea,
Terletak di bagian depan esophagus,
dan mulai bagian bawah krikoid kartilago laring dan berakhir setinggi vertebra
torakal 4 atau 5. Trakea bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Tempat
percabangannya disebut karina yang terdiri dari 6 – 10 cincin kartilago.
5.
Bronkus,
Dimulai dari karina, dilapisi oleh silia yang
berfungsi menangkap partikel-partikel dan mendorong sekret ke atas untuk
selanjutnya dikeluarkan melalui batuk atau ditelan. Bronkus kanan lebih gemuk
dan pendek serta lebih ventrikel dibandingkan dengan bronkus kiri.
6
Bronkiolus,
Merupakan
cabang dari bronkus yang dibagi ke dalam saluran-saluran kecil yaitu bronkiolus
terminal dan bronkiolus respirasi.Keduanya berdiameter ≤ 1 mm. Bronkiolus
terminalis dilapisi silia dan tidak terjadi difusi di tempat ini.Sebagian kecil
hanya terjadi pada bronkiolus respirasi.
.7 Alveolus
.7 Alveolus
Duktus
alveolus menyerupai buah anggur dan merupakan cabang dari bronkiolus
respirasi.Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional
paru sebagai tempat pertukaran gas.Diperkirakan paru-paru mengandung ± 300 juta
alveolus (luas permukaan ± 100 m2) yang dikelilingi oleh kapiler darah.
Dinding
alveolus menghasilkan surfaktan (terbuat dari lesitin) sejenis fosfolipid yang
sangat penting dalam mempertahankan ekspansi dan rekoil paru.Surfaktan ini
berfungsi menurunkan ketegangan permukaan dinding alveoli. Tanpa surfaktan yang
adekuat maka alveolus akan mengalami kolaps.
8. Paru Paru
8. Paru Paru
Paru
merupakan jaringan elastis yang dibungkus (dilapisi) oleh pleura.Pleura terdiri
dari pleura viseral yang langsung membungkus/ melapisi paru dan pleura parietal
pada bagian luarnya.Pleura menghasilkan cairan jernih (serosa) yang berfungsi
sebagai lubrikasi.Banyaknya cairan ini lebih kurang 10 – 15 cc. Lubrikasi
dimaksudkan untuk mencegah iritasi selama respirasi. Peredaran darah ke
paru-paru melalui dua pembuluh darah yaitu : arteri pulmonalis dan
arteri bronkialis.
5. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma
bronkial dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
`
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic
dan aspirin) dan spora jamur.
Asma ekstrinsik sering dihubungkan
dengan adanya suatu predisposisi genetic terhadap alergi. Oleh karena itu jika
ada faktor – faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka
akan terjadi serangan asma ekstrinsik
2. Instrinsik (non alergik)
2. Instrinsik (non alergik)
Ditandai
dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan
oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.Serangan asma ini menjadi
lebih berat dan seri n sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi
bronchitis kronik dan enfisiema.
6. Patofisiologi
Pada
penyakit asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan misalnya
stres, udara dingin, latihan dan faktor-faktor lain. Serangan asma merupakan
akibat adanya reaksi antigen antibodi yang menyebabkan dilepaskannya mediator-mediator
kimia.Antibodi yang dihasilkan (IgE) menyerang sel-sel mast dalam
paru.Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan
antibodi yang menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (mediator) seperti
histamin, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dan substansi yang
bereaksi lambat (SRS-A).
Ø
Pelepasan
mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan
nafas yang menyebabkan tiga reaksi utama yaitu:
a.
Konstriksi
otot-otot polos baik saluran nafas yang besar maupun saluran nafas yang kecil
yang menimbulkan bronkospasme.
b.
Peningkatan
permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya edema mukosa yang menambah
sempitnya saluran nafas lebih lanjut.
c.
Peningkatan
sekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus.
7.
WOC
8.
Penalataksanaan
Ø
Prinsip
umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan
segera.
b.
Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asmac.
Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit
asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga
penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan
dokter atau perawat yang merawatnya.
Ø Pengobatan pada asma bronkial
terbagi 2, yaitu:
a. Pengobatan non farmakologik:
a. Pengobatan non farmakologik:
- Memberikan penyuluhan.
- Menghindari faktor pencetus.
- Pemberian cairan.
- Fisiotherapy.
- Beri O2 bila perlu.
b. Pengobatan farmakologik :
1)
Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas.
Terbagi dalam 2 golongan :
a) Simpatomimetik/ adrenergik
(Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
-
Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik
tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa
semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang
dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator
(Alupent, Berotec, brivasma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah
menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya
dihirup.
2) Santin (teofilin)
Nama obat :
- Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat
golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat
ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.
Cara pemakaian :
Bentuk suntikan teofillin / aminofilin
dipakai pada serangan asmaakut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke
pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya
sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit
lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
Teofilin ada juga dalam bentuk
suppositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini
digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin
(misalnya muntah atau lambungnya kering).
3) Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi
merupakan obat pencegah serangan asma.Manfaatnya adalah untuk penderita asma
alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti
asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
4) Ketolifen
Mempunyai
efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.Biasanya diberikan dengan dosis
dua kali 1mg / hari.Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.
9. Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
1. Status asmatikus
2. Atelektasis
3. Hipoksemia
4. Pneumothoraks
5. Emfisema
6. Deformitas thoraks
7. Gagal nafas
B. Asuhan Keperawatan
1 PENGKAJIAN
a). Identitas klien
Nama, Usia, Jenis kelamin, Agama, Alamat, Penanggung jawab,Tanggal masukRS, Tanggal pengkajian dll.
b). Keluhan utama: Sesak nafas
c) Riwayat penyakit sekarang
Klien
biasanya mengalami sesak, batuk, gatal-gatal pada tenggorokan
d) Riwayat penyakit dahulu
Apakah
klien pernah mengalami penyakit seperti yang dialaminya sekarang
e) Riwayat penyakit keluarga
Apakah
anggota keluarga sebelumnya ada yang pernah mengalami sakit seperti penyakit
klien.
2. PEMERIKSAAN FISIK
2. PEMERIKSAAN FISIK
Head
to toe
·
Keadaan
umum : Klien lemah
·
Kesadaran
: komposmentis
·
TTV
TD : 120/90mmHg S : 37,8 Cº N : >100x/menit RR : 24x/menit
·
Kepala : bersih, rambut hitam, mesosepal
·
Hidung : cuping hidung (+) , secret (+) , epistaksis (-) , tidak
terpasang
NGT
·
Telinga : serumen (-), bentuk simetris
·
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
·
Dada :
o
Inspeksi
: bentuk simetris
o
Palpasi
: pengembangan dada simetris, adanya otot bantu pernafasan
o
Perkusi : sonor
o
Auskultasi : bunyi nafas tambahan (wheezing)
·
Jantumg :
o
Inspeksi
: tampak ictus cordus
o
Perkusi : pekak ada pembesaran jantung
o
Auskultasi : -
·
Paru
–Paru :
o
Inspeksi
: pengembangan paru kanan-kiri asimetris
o
Perkusi
: pekak
o
Auskultasi : nafas pendek, bunyi nafas tambahan (wheezing)
o
Palpasi : ada tarikan intercoste
·
Abdomen
o
Inspeksi : tidak ada benjolan
o
Auskultasi : bising usus normal
o
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hati
o
Perkusi
: Tympani
·
Genetalia
o
Inspeksi
: tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid
o
Palpasi
: tidak pembesaran genetalia
·
Ekstremitas
o
Inspeksi : tidak ada edema
o
Palpasi :akraldingin
3.Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas yang
berhubungan dengan ketidaksamaan perfusi-ventilasi
b.
Bersihan
jalan nafas tidak efektif berhubungan denganbronkokonstriksi, peningkatan
produksi lender, batuk tidak efektif dan infeksi bronkopulmonal.
c.
Pola
pernafasan tidak efektif berhubungan dengannafas pendek, lender,
bronkokonstriksi dan iritan jalan nafas.
- Defisit perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunderakibat peningkatan upaya pernafasan dan insufisiensi pernafasan dan oksigenasi.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, hipoksemia, dan pola pernafasan tidak efektif.
- Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan dyspneu
4. Interverensi
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
1
|
Gangguan pertukaran gas yang
berhubungan dengan ketidaksamaan perfusi-ventilasi
Definisi
: Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran
karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli
Batasan
karakteristik :
è Gangguan
penglihatan
è
Penurunan CO2
è
Takikardi
è
Hiperkapnia
è
Keletihan
è somnolen
è
Iritabilitas
è Hypoxia
è
kebingungan
è Dyspnoe
è nasal
faring
è AGD
Normal
è sianosis
è warna
kulit abnormal (pucat, kehitaman)
è
Hipoksemia
è
hiperkarbia
è sakit
kepala ketika bangun
èfrekuensi
dan kedalaman nafas abnormal
Faktor
faktor yang berhubungan :
è
ketidakseimbangan perfusi ventilasi
èperubahan
membran kapiler-alveolar
|
NOC :
Respiratory
Status : Gas exchange
Respiratory
Status : ventilation
Vital Sign
Status
Kriteria
Hasil :
Mendemonstrasikan peningkatan
ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Memelihara
kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
Tanda tanda vital dalam rentang normal
|
NIC :
Airway
Management
Buka jalan nafas, guanakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berika bronkodilator bial perlu
Barikan pelembab udara
Atur intake
untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2 Respiratory
Monitoring
Monitor rata – rata, kedalaman, irama
dan usaha respirasi
Catat pergerakan dada,amati
kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan
intercostal
Monitor suara nafas, seperti dengkur
Monitor
pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes,
biot
Catat
lokasi trakea
Monitor kelelahan otot diagfragma
(gerakan paradoksis)
Auskultasi suara nafas, catat area
penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
Tentukan kebutuhan suction dengan
mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
auskultasi suara paru setelah
tindakan untuk mengetahui hasilnya
|
2
|
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan denganbronkokonstriksi, peningkatan produksi lender, batuk tidak
efektif dan infeksi bronkopulmonal.
Definisi
: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Batasan
Karakteristik :
-
Dispneu, Penurunan suara nafas
-
Orthopneu
-
Cyanosis
-
Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
-
Kesulitan berbicara
- Batuk,
tidak efekotif atau tidak ada
- Mata
melebar
-
Produksi sputum
- Gelisah
-
Perubahan frekuensi dan irama nafas
Faktor-faktor
yang berhubungan:
-
Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi
-
Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi
jalan nafas, asma.
-
Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya
mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di
alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
|
NOC :
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway
patency
Aspiration Control
Kriteria
Hasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif
dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten
(klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Mampu mengidentifikasikan dan
mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
|
NIC :
Airway
Management
Buka jalan nafas, guanakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
Atur intake
untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor
respirasi dan status O2
|
3
|
Pola pernafasan tidak efektif
berhubungan dengannafas pendek, lender, bronkokonstriksi dan iritan jalan
nafas.
Definisi
: Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat
Batasan
karakteristik :
-
Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
-
Penurunan pertukaran udara per menit
-
Menggunakan otot pernafasan tambahan
- Nasal
flaring
- Dyspnea
-
Orthopnea
-
Perubahan penyimpangan dada
- Nafas
pendek
-
Assumption of 3-point position
-
Pernafasan pursed-lip
- Tahap
ekspirasi berlangsung sangat lama
-
Peningkatan diameter anterior-posterior
-
Pernafasan rata-rata/minimal
Bayi :
< 25 atau > 60
Usia 1-4
: < 20 atau > 30
Usia 5-14
: < 14 atau > 25
Usia >
14 : < 11 atau > 24
-
Kedalaman pernafasan
Dewasa
volume tidalnya 500 ml saat istirahat
Bayi
volume tidalnya 6-8 ml/Kg
- Timing
rasio
-
Penurunan kapasitas vital
Faktor
yang berhubungan :
-
Hiperventilasi
-
Deformitas tulang
-
Kelainan bentuk dinding dada
-
Penurunan energi/kelelahan
-
Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal
-
Obesitas
-
Posisi tubuh
-
Kelelahan otot pernafasan
-
Hipoventilasi sindrom
-
Nyeri
-
Kecemasan
-
Disfungsi Neuromuskuler
-
Kerusakan persepsi/kognitif
-
Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang
-
Imaturitas Neurologis
|
NOC :
Respiratory status : Ventilation
Respiratory
status : Airway patency
Vital sign
Status
Kriteria
Hasil :
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
Menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Tanda Tanda
vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
|
Airway
Management
Buka jalan nafas, guanakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Terapi Oksigen
Bersihkan
mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan
jalan nafas yang paten
Atur
peralatan oksigenasi
Monitor
aliran oksigen
Pertahankan
posisi pasien
Onservasi
adanya tanda tanda hipoventilasi
Monitor
adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
|
4
|
Defisit perawatan diri berhubungan
dengan keletihan sekunderakibat peningkatan upaya pernafasan dan insufisiensi
pernafasan dan oksigenasi
Definisi
:
Gangguan
kemampuan untuk melakukan ADL pada diri
Batasan
karakteristik : ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian,
ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan untuk toileting
Faktor
yang berhubungan : kelemahan, kerusakan kognitif atau perceptual, kerusakan
neuromuskular/ otot-otot saraf
|
NOC :
Self care : Activity of Daily
Living (ADLs)
Kriteria
Hasil :
Klien terbebas dari bau badan
Menyatakan kenyamanan terhadap
kemampuan untuk melakukan ADLs
Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
|
NIC :
Self
Care assistane : ADLs
Monitor
kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
Monitor
kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
berhias, toileting dan makan.
Sediakan
bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
Dorong
klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Dorong
untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu
melakukannya.
Ajarkan
klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
Pertimbangkan
usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
|
5
|
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan keletihan, hipoksemia, dan pola pernafasan tidak efektif.
Definisi : Ketidakcukupan energu
secara fisiologis maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan
aktifitas yang diminta atau aktifitas sehari hari.
Batasan karakteristik
:
a. melaporkan
secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
b. Respon
abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas
c.
Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia
d. Adanya
dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.
Faktor
factor yang berhubungan :
Tirah
Baring atau imobilisasi
Kelemahan
menyeluruh
Ketidakseimbangan
antara suplei oksigen dengan kebutuhan
Gaya hidup
yang dipertahankan.
|
NOC :
Energy conservation
Self Care : ADLs
Kriteria
Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari
(ADLs) secara mandiri
|
NIC :Energy
Management
Observasi
adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
Dorong anak
untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
Kaji adanya
factor yang menyebabkan kelelahan
Monitor
nutrisi dan sumber energi tangadekuat
Monitor
pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor
respon kardivaskuler terhadap
aktivitas
Monitor
pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity
Therapy
Kolaborasikan
dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
Bantu
klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu
untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan social
Bantu untuk
mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
Bantu
untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untu
mengidentifikasi aktivitas yang disukai
Bantu klien
untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu
pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
|
6
|
Koping individu tidak efektif
berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi tingkat aktivitas
rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.
Batasan karakteristik :
Gangguan tidur
Penyalahgunaan bahan kimia
Penurunan penggunaan dukungan
social
Konsentrasi yang buruk
Kelelahan
Mengeluhkan ketidakmampuan koping
Perilaku merusak terhadap
diri/orang lain
Ketidakmampuan memenuhi harapan
peran
Factor yang berhubungan :
Perbedaan gender dalam strategi
koping
Tingkat percaya diri tidak adekuat
Ketidak pastian
Support social tidak efektif
Derajat pengobatan tingkat tinggi
Krisis situasional/maturasional
|
Koping
Indicator :
Menunjukan fleksibilitas peran
keluarga menunjukan fleksibilitas
peran para anggotanya
pertentangan masalah
nilai keluarga dapat mengatur
masalah-masalah
memanaj masalah
melibatkan anggota keluarga dalam
membuat keputusan
mengekspresikan perasaan dan
kebebasan emosional
menunjukan strategi untuk memanaj
masalah
menggunakan strategi penurunan
stress
peduli terhadap kebutuhan anggota
keluarga
menentukan prioritas
menentukan jadwal untuk rutinitas
danm aktivitas keluarga]
menjadwalkan untuk respite care
mempunyai perencanaan pada kondisi
kegawatan
memelihara kestabilan financial
mencari bantuan ketika dibutuhkan
menggunakan support social
keterangan penilaian NOC
1= tidak dilakukan sama sekali
2= jarang dilakukan
3= kadang dilakukan
4= sering dilakukan
5= selalu dilakukan
|
Peningkatan koping
hargai pemahaman pasien tentang
proses penyakit dan konsep diri
hargai dan diskusikan alternative
respon terhadap situasi
hargai sikap klien terhadap
perubahan peran dan hubungan
dukung penggunaan sumber spiritual
jika diminta
gunakan pendekatan yang tenang dan
berikan jaminan
sediakan informasi actual tentang
diagnosis, penangan dan prognosis
sediakan pilihan yang realistis
tentang aspek perawatan saat ini
dukung penggunaan mekanisme
defensive yang tepat
dukung keterlibatan keluarga
dengan cara yang tepat
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola
gaya hidup dan perubahan peran
Bentu klien mengidentifikasi
kemungkinan yang dapt terjadi
Bantu klien beradaptasi dan
mengantisipasi perubahan klien
|
7
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dyspneu
Definisi
: Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Batasan
karakteristik :
-
Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
-
Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily
Allowance)
-
Membran mukosa dan konjungtiva pucat
-
Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
-
Luka, inflamasi pada rongga mulut
-
Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
-
Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
-
Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
-
Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
-
Miskonsepsi
-
Kehilangan BB dengan makanan cukup
-
Keengganan untuk makan
-
Kram pada abdomen
-
Tonus otot jelek
-
Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
-
Kurang berminat terhadap makanan
-
Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
-
Diare dan atau steatorrhea
-
Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
-
Suara usus hiperaktif
-
Kurangnya informasi, misinformasi
Faktor-faktor
yang berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
|
NOC :
Nutritional Status : food and
Fluid Intake
Nutritional Status : nutrient
Intake
Weight control
Kriteria
Hasil :
Adanya peningkatan berat badan sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan
tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
Tidk ada tanda tanda malnutrisi
Menunjukkan peningkatan fungsi
pengecapan dari menelan
Tidak terjadi penurunan berat badan
yang berarti
|
NIC :
Nutrition
Management
Kaji
adanya alergi makanan
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
Anjurkan
pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
Berikan
substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition
Monitoring
BB pasien
dalam batas normal
Monitor
adanya penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
Monitor
lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor
turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
Monitor
mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
Monitor
makanan kesukaan
Monitor
pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor
kalori dan intake nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma adalah suatu penyakit yang ditandai oleh
hipersensitivitas cabang trakeobronkial terhadap berbagai rangasangan yang akan
menimbulkan obstruksi jalan nafas dan gejala
pernafasan(mengi dan sesak).
Gambaran
klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi.dan sesak napas. Pada
awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat didada, dan pada
asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk
tanpa disertai sekret.tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan
mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih kadang-kadang purulent.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo.2008.
Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma Bronkial Pada
Anak. Semarang: Universitas Diponegoro
Nanda.2007.
buku saku diagnosa keperawatan dengan
intervensi NIC dan kreteria hasilNOC, Ed 7. Jakarta: EGC
Santosa,
Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Alsagaff & Mukty Abdul (2006)
“Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru”, Surabaya:Airlangga University
Why casino is the best new slot machines? - Dr.MD
BalasHapusCasino is a 동해 출장샵 fun and innovative 세종특별자치 출장샵 way to 아산 출장마사지 keep yourself entertained and play. you don't 속초 출장안마 need to play 계룡 출장샵 slots for free and you can make up for it.